Minggu, 10 Juli 2011

FOSWAN (Forum Silaturrohim Warga Nahdliyin) Siap membentengi diri, keluarga,anak cucu kita dan seluruh saudara Muslim, dari KEBOHONGAN Dan TIPU DAYA Sekte-sekte Wahabi-Salafi palsu yang mengatasnamakan pemurnian Aqidah

SEJARAH HITAM WAHABI-SALAFI.
Sejarah NU adalah sejarah perlawanan terhadap 2(dua)kubu ekstrem pemahaman dalam Islam, yaitu: kubu ekstrem kanan (Wahabi di Saudi Arabia )dan kubu ekstrem kiri (Kemal Attartuk di Turki),maka sebagai bentuk perlawanan kepada mereka, lahirlah Nahdhotul ulama pd tahun 1926 masehi.
Sebagaimana dimaklumi,kaum Wahabi adalah sebuah sekte Islam di Saudi Arabia,mengikuti ajaran Muhammad bin Abdul Wahab yg lahir pd th,1703 Masehi/1115 H,di Uyainah/Najd, belahan timur kerajaan su'udi Arabia,.Bapaknya adalah seorang Hakim Uyainah yang diberhentikan dan di keluarkan dari Uyainah pd th,1726 Masehi/ 1139 Hijriyah karena ulah sang anak yg aneh dan membahayakan tersebut, bahkan kakak kandungnya sendiri,yaitu; Sulaiman bin Abd Wahab mengkritik dan menolak keras pemikiran Adik kandungnya tersebut, (As-sawaiq al-ilahiyah fi ar-rad al-wahabiyah) (Abdurrahman wahid, Ilusi Negara Islam,2009, hlm. 62)
Pemikiran Wahabi yg keras dan kaku ini karena dipicu oleh pemahaman keagamaan yang mengacu kpd bunyi harfiah teks Al-qur'an maupun Al-hadist,sehingga melahirkan pemahaman literer ala Wahabi, yang akhirnya mengeklusi dan memandang orang2 diluar Wahabi sebagai orang musyrik dan Wahabi menjadi sangat anti-tradisi,menolak tahlil, Maulid Nabi saw, baca barzanji, manaqib dan sebagainya,mereka orang2 Wahabi merasa dirinya sebagai orang yang paling benar, paling muslim, paling saleh, paling mu'min dan juga paling selamat, mereka lupa bahwa keselamatan yang sejati tidak ditunjukkan dengan klaim-klaim Wahabi tersebut, melainkan dengan cara beragama yang ikhlas, tulus dan tunduk sepenuhnya pada Alloh swt.
Namun ironisnya, pemahaman keagamaan Wahabi ini ditopang oleh kekuasaan Ibnu saud yang saat itu menjadi penguasa Najd. Ibnu Saud sendiri adalah seorang politikus yang cerdas yang hanya memanfaatkan dukungan Wahabi, demi untuk meraih kepentingan politiknya, misalnya: Ibnu Saud meminta konpensasi jaminan Ibnu Abdul Wahab, agar tidak mengganggu kebiasaannya mengumpulkan upeti tahunan dari penduduk Dir'iyyah.
Koalisipun dibangun secara permanen untuk meneguhkan keduanya.
Perlu diketahui, bahwa Ibnu Abdul Wahab sebelum bergabung dengan kekuasaan Ibnu Saud, mereka telah melakukan kekerasan dengan Membid'ahkan dan mengkafirkan orang di luar mereka, akan tetapi setelah keduanya bergabung ( Kekuasaan Ibnu Saud menopangnya )maka Sontak Ibnu Abdul Wahab melakukan kekerasan untuk menghabisi orang2 yang tidak sepaham dengannya.
Pada tahun 1746M / 1159 H, Koalisi Ibnu Abdul Wahab dan Ibnu Saud memproklamirkan Jihad melawan siapapun yang berbeda pemahaman tauhid dengan mereka.Mereka tak segan2 menyerang kpd yang tidak sepaham dengan tuduhan syirik, murtad dan kafir. Setiap Muslim yangb tidak sepaham dengan mereka dianggap murtad, yang oleh karenanya, boleh dan bahkan wajib diperangi. Sementara, predikat muslim menurut Wahabi, hanya merujuk secara eklusif pada pengikut Wahabi. Sebagaimana dijelaskan pada kitab Unwan al-Majd fi tarikh an-Najd, tahun 1802M / 1217 H, Wahabi menyerang Karbala dan membunuh mayoritas penduduknya yang mereka temui baik di pasar maupun di rumah, termasuk anak2 dan wanita.
Tak lama kemudian, pd th 1805 M / 1220 H, Wahabi merebut Kota Madinah dan satu tahun berikutnya Wahabi merebut Kota Makkah, di dua Kota ini Wahabi menduduki selama 6,5 th ( anam setengah tahun ), para ulama dipaksa sumpah setia dalam todongan senjata, pembantaian demi pembantaian pun dimulai, Wahabi pun melakukan penghancuran besar2an terhadap bangunan bersejarah dan pekuburan, pembakaran buku2 selain Al-quran da Al-hadist, pembacaan puisi albarzanji, pembacaan beberapa mauidzoh hasanah sebelum khutbah Jum,at, larangan memiliki Rokok dan menghisapnya, bahkan sempat mengharamkan kopi.
Tercatat dalam sejarah, wahabi selalu menggunakan jalan kekerasan baik secara doktrinal, kultural maupun sosial. Misalnya , dalam menaklukan jazirah Arab hingga tahun 1920-an, lebih dari 400.000-an umat Islam telah dibunuh dan dieksekusi secara publik, termasuk anak2 dan wanita ( Hamid Algar : Wahabism A Critical Essay, hlm;42 ).
Ketika berkuasa di Hijaz, Wahabi menyembeleh Syeh Abdulloh Zawawi, guru para Ulama madzhab Syafi'i, meskipun umur beliau sudah sembilan puluh tahun. (M.Idrus Romli; Buku Pintar berdebat dengan Wahabi,2010 ,hlm 27 ). Disamping itu , kekayaan dan para Wanita di daerah yang ditaklukkan Wahabi, acapkali juga dibawa mereka sebagai harta rampasan perang.
Di sini, setidaknya kita melihat dua hal tipologi Wahabi yang senantiasa memaksakan kehendak pemikirannya. Pertama ; ketika belum memiliki kekuatan fisik da militer, Wahabi melakukan kekerasan secara doktrinal, Intlektual dan psikologis dengan menyerang siapapun yang berbeda dengan mereka sebagai murtad, musyrik dan kafir.
Kedua ; setelah mereka memiliki kekuatan fisik dan militer, tuduhan2 tersebut dilanjutkan dengan kekerasan fisik dengan cara amputasi, pemukulan , dan bahkan pembunuhan, Ironisnya Wahabi ini menyebut, apa yang dilakukannya sebagai dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar yang menjadi intisri ajaran Islam.
Membanjirnya buku-buku Wahabi, di toko2 buku Gramedia,Toga mas, dan sebagainya akhir2 ini, hemat saya, adalah merupakan teror dan jalan kekerasan yang ditempuh , secara doktrinal, intelektual, dan sekaligus psikologis thd umat Islam di Indonesia.
Wahabi Indonesia yang merasa masih lemah saat ini menilai bahwa cara efektif yang bisa dilakukan adalah dengan membid'ahkan , memurtadkan, memusyrikkan dan mengkafirkan orang yang berada di luar mereka . Jumlah mereka yang minoritas hanya memungkinkan mereka untuk melakukan jalan tersebut di tengah-tengah kran demokrasi yang dibuka lebar-lebar untuk mereka.
Saya yakin seyakin-yakinnya jika suatu saat nanti kaum wahabi di negri ini memiliki kekuasaan yang berlebih dan kekuatan militer di negri ini, maka mereka akan menggunakan cara-cara kekerasan dengan pembantaian dan pembunuhan terhadap sesama muslim